Blink Part 3

Posted by E.R.I.C.K | Posted in


Blink part 3 ini tentang menciptakan struktur untuk spontanitas. Spontanitas ini dapat membantu kita dalam melakukan pemahaman cepat (rapid cognition). Contoh yang sederhana tentang hal ini adalah membayangkan wajah pelayan yang pernah melayani kita di sebuah restoran atau seseorang yang duduk disamping kita di angkutan umum (angkot) tadi pagi. Sekarang jika saya meminta anda menunjukan orang tersebut ketika dibariskan dengan orang lain di kantor polisi, bisakah anda menduganya? Sebagian besar kita pasti bisa. Mengenali wajah seseorang adalah sebuah contoh klasik pemahaman bawah sadar. Kita tidak sampai harus berfikir karena wajahnya muncul begitu saja dalam benak kita.

Namun misalkan saya meminta anda mengambil pena dan kertas kemudian menuliskan ciri-ciri orang itu. Bagaimana bentuk wajahnya, rambutnya, pakaian yang dikenakan, kalo perempuan perhiasan yang digunakan. Percaya atau tidak, hasilnya jauh lebih buruk ketika harus memilihnya dikantor polisi. Ini keharusan memperinci wajah seseorang merusak kemampuan mengenali wajah yang biasanya begitu mudah. Efek ini disebut dengan verbal overshadowing.

Otak memiliki 2 bagian yaitu bagian kiri untuk berfikir dengan kata-kata dan bagian kanan untuk berfikir dengan gambar. Dan yang terjadi ketika anda merinci wajah seseorang dengan kata-kata adalah tertimpanya memori visual anda dengan gambar baru. Pikiran anda dipaksa pindah dari bagian kanan ke bagian kiri. Ketika anda diminta untuk memilih pelayan atau orang tadi dibariskan bersama dengan orang lain untuk kedua kalinya, yang anda gambarkan dalam ingatan adalah ciri-ciri yang pernah anda katakan, bukan tentang ingatan yang pernah anda lihat. Dan itu menjadi masalah dalam masalah wajah, kemampuan kita dalam pengenalan visual jauh lebih baik dari pada kemampuan kita dalam pengenalan verbal. Kita semua mempunyai ingatan naluriah untuk wajah. Akan tetapi dengan memaksa anda untuk menguraikan ingatan itu dengan kata-kata –untuk menjabarkannya—saya memisahkan anda dari naluri tersebut.

Bila menyangkut soal-soal logika, meminta orang menerangkan jalan pikirannya tidak merusak kemampuan mereka untuk mendapat jawaban. Untuk kasus tertentu bisa membantu. Akan tetapi untuk persoalan yang membutuhkan kilasan intuitif (flash of insight) dipecahkan melalui aturan yang berbeda. Sabagai manusia kita memiliki kemampuan melompat yang luar biasa dalam hal wawasan dan naluri. Kita mampu menyimpan sebuah wajah dalam ingatan, dan kita mampu memecahkan sebuah teka-teki dalam sekejap mata. Akan tetapi kemampuan ini sangat mudah terganggu. Intuisi atau ilham bukan sebuah lampu pijar yang menyala mantap di kepala kita. Ia seperti lilin kelap-kelip yang mudah padam tertiup angin.

Pembuatan keputusan yang betul-betul sukses tergantung pada keseimbangan berpikir disengaja dan berpikr yang naluriah. Kapan kita harus sadar untuk menolak kesimpulan sekejap (snap judment) tertentu. Berpikir secara sengaja merupakan perkakas yang dahsyat ketika kita memiliki banyak waktu luang, dibantu oleh komputer, dan menghadapi tugas dengan definisi yang jelas sekali. Dan hasil-hasil dari analisis macam itu dapat dijadikan landasan untuk pemahaman cepat (rapid cognition).

Dalam pengambilan keputusan yang baik, efisiensi juga berperan. Sebuah masalah yang kompleks kita reduksi menjadi unsur-unsur yang paling kecil, bahkan masalah hubungan yang paling rumit sekalipun memiliki pola dasar yang dapat diidentifikasikan. Dalam menyarikan pola-pola tersebut, semakin sedikit bisa lebih baik. Menghujani pembuat keputusan dengan informasi yang berlimpah menjadikan pengambilan pola dasar sulit sekali, alih-alih menjadi lebih mudah. Agar menjadi pengambil keputusan yang sukses kita harus terampil menyunting.

Ketika mengambil cuplikan tipis, ketika kita mengenali suatu pola dan membuat keputusan sekejap, kita mengerjakan proses penyuntingan ini dibawah sadar. Kita akan menjadi repot apabila proses penyuntingan ini terganggu (kita tidak bisa menyunting, atau tidak tahu yang harus disunting, atau lingkungan sekitar tidak memungkinkan kita menyunting).

Comments (0)

Posting Komentar